Sunday 6 November 2016

Hujan Yang Sedih Untuk Kisah Yang Tak Sudah

BOY CANDRA ; Dahulu, kita pernah sama-sama menguatkan. Pernah sama-sama takut kehilangan. Kamu adalah seseorang yang kucintai dengan sangat. Sementara bagimu aku adalah pemilik pelukan paling hangat. Seseorang yang kamu inginkan berlama-lama denganmu. Menikmati hujan dan membunuhwaktu. Kita tidak perlu kemana-mana jika sedang berdua. Bersamamu segalanya terasa seolah sempurna. Aku ingin waktu berjalan lebih lambat, agar bisa menatap matamu lamat-lamat. Menikmati segala hal yang kamu sembunyikan di balik bibirmu. Mengecup segala keresahanmu akan hal­hal yang menakutimu. Kamu adalah bagian terindah dari hujan, yang membuat aku betah berlama-lama tanpa perlu mengatur tujuan.

 BOY CANDRA ; Kita sering berdoa agar hujan turun lebih lama. Agar kita terkurung dan memiliki alasan untuk tidak perlu kemana­mana. Sebab, katamu, bersamaku apa pun akan terasa lebih hangat. Bahkan betapa dinginnya hujan yang turun, kamu selalu percaya, hujan tak lebih dingin daripada kesendirian yang sering datang. Dan, kamu tak pernah mampu bertahansendiri. Hujan kala sendiri adalah hidup yang sepi tanpaampun. Yang kita butuhkan hanya waktu untuk bisa bersama. 

BOY CANDRA ; Saat hujan semakin lebat kita sering merapalkan mantra- mantra. Seolah apa yang kita bicarakan adalah doa-doa terhebat. Kita mengatur rencana-rencana untuk waktu yang lama. Mengukur setiap hal dengan sesuatu yang kita sebut cinta. Lebih lama hujan turun, lebih lama denganmu, aku merasa hidup lebih berarti dan merasa hidup ini perlu. Itulah hal-hal yang membuatku bertahan. Hujan dan kamu adalah kenangan yang tak pernah lapuk dari ingatan. 

BOY CANDRA ; Namun, kini seolah sedih dan hujan adalah teman sejalan. Aku tidak lagi bisa memelukmu soot hujan turun. Meski setiap kali hujan turun, aku selalu bisa menemukanmudalam ingatan. Seseorang yang dulu bersikeras mengajakku bertahan. Katamu, apa pun yang terjadi tetaplah denganku. Begitu manis dan selalu menguatkan. Hal yang akhirnya sulit membuatku merelakanmu, bahkan dalam ingatan. Kamu menjadi kisah sedih yang kini meninggalkan pedih. Setiap kali hujan turun aku kembali mengenangmu. Ingin lari, ingin menyudahi, tetapi hati dan segala hal yang pernah terjadi, tak mau lagi peduli. Hujan kini tak lagi semenyenangkan saatbersamamu. Hanya turun dengan rasa rindu yang berakhir pilu.




Boy Candra | 06/02/2015

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

No comments:

Post a Comment