Sunday 6 November 2016

Dua Orang Yang Mencari Bahagia

Pertanyaan paling mudah dijawab di dunia ini adalah: apa kamu ingin bahagia? Sudah bisa dipastikan semua orang ingin bahagia. Termasuk aku, juga kamu. Namun, tidak ada satu pun orang bisa memastikan is akan baik-baik saja selamanya. Seperti daun di ranting pohon. Sehijau apa pun, pada akhirnya akan mengering dan menguning, lalu jatuh dan rapuh. Atau mungkin jauh sebelum daun itu kering, angin lalu telah membawanya menjauh dari ranting. Sama seperti kebahagiaan. Terkadang, saat semua yang kita rasanya menyenangkan. Saat semua yang kita pikir akan baik-baik saja. Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengusik dan menghancurkannya.

Kamu merasakan hal seperti itu. Saat kekasihmuorang yang kamu cintai sepenuh hati menjadi daun yang jatuh dari dahannya. Memilih terbang bersama angin yang mengembara. Meninggalkanmu sebatang kara. Bahagiamu hilang. Hatimu patah. Dan, seketika kamu menjadi orang yang tidak lagi percaya akan kebahagiaan. Hingga akhirnya kita bertemu. Aku yang tak jauh berbeda denganmu merasakita memiliki sesuatu yang sama. Hal yang akhirnya kitapercaya sebagai perasaan yang bisa menyatukan kita. Aku yang dilepaskan begitu saja. Dicampakkan tanpa alasan oleh seseorang yang selalu kuinginkan.

Perasaan itulah yang membuat kita sepakat. Kita sama­sama mencari kebahagiaan yang dibunuh. Kita mencoba menghidupkan kembali rasa-rasa senang. Kembali menghadirkan rindu-rindu yang sebelumnya hanya perasaan pilu. Hingga pada akhirnya, aku mulai nyaman lagi. Aku mulai percaya lagi. Bahwa bahagia tidak pernah habis. Bahkan, saat kamu sudah lelah menangis, bahagia akan selalu ada. Aku hanya perlu menunggunya, menyakini segalanya akanpulih lagi. Kebahagiaan yang hancur berkeping itu, akan dikumpulkan lagi oleh orang baru. Seseorang yang kupercaya adalah kamu.

Hari-hari berjalan dengan segala hal yang membuat kita seolah hilang ingatan. Rasa sedih dan pedih itu seakan memudar. Melenyap bersama kebersamaan kita. Tidak ada yang aku takutkan lagi. Dua orang yang dulu sedih kini bisa tersenyum kembali. Mampu tertawa dan percaya, bahwa semua memang akan baik-baik saja. Meski pada saat yang sama. Aku kadang merasa kamu sedang berpura-pura. Kamu tidak benar-benar bahagia denganku. Di dalam matamu masih saja kulihat seseorang yang kamu jaga dahulu.


Boy Candra |06/02/2015

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

No comments:

Post a Comment